VIVAnews
- Sebuah teleskop baru berukuran besar yakni Thirty Meter Telescope
(TMT) direncanakan akan dibangun di Hawaii, AS. Teleskop tersebut akan
menjadi yang paling maju dan kuat yang pernah dibangun.
Saat ini,
TMT telah mendapat persetujuan dari Hawaiian State Board of Land and
Natural Resources untuk mendirikan TMT di tanah Hawaii, namun masih
terganjal mengenai situs kuno dan sewa tanah.
"Menyewakan adalah
langkah terakhir dalam memperoleh sebuah situs pembangunan TMT yang
merogoh kocek sebesar US$1,3 miliar, setara dengan Rp15 triliun.
Teleskop ini diklaim yang paling maju dan kuat yang ada di bumi," tulis
TMT dalam situsnya seperti yang diberitakan
Nature Wolrd News, Rabu 30 Juli 2014.
Proyek
pembangunan TMT akan dibangun di sebuah puncak gunung berapi Mauna Kea
di Hawaii. Proyek yang dimulai Oktober tahun ini akan bergabung dengan
12 teleskop lainnya yang sudah tegak berdiri di Mauna Kea.
Berdirinya
TMT ini memungkinkan para astronom dapat melihat objek yang lebih jauh
dan samar yang ada di langit, termasuk petunjuk planet yang jauh dari
jangkauan sistem tata surya bima sakti, lubang hitam, dan terbentuknya
alam semesta.
Namun, dalam perencanaan TMT tersebut dikhawatirkan
akan mengancam situs kuno yang begitu dihormati oleh penduduk asli
Hawaii. Selain itu juga, pemerintah setempat tidak yakin bila Tim dari
TMT akan membayar cukup sewa tanah sekitar US$1 juta atau Rp11 miliar
setelah dibuat dan beroperasi penuh di tahun 2022.
Menurut
Sterling Wong, seorang manager urusan kebijakan publik di Hawaii
menyatakan nilai itu sangat sulit untuk menentukan bahwa nilai tanah
didasarkan pada tingkat penglihatan. Ia menyakini TMT akan menjadi
teleskop terbesar, namun masih kalah oleh European Extremely Large
Telescope (E-ELT).
Mengubah Pengamatan Astronomi
Teleskop
mempunyai peranan penting dalam mengamati benda-benda di langit yang
jauh dari pandangan mata. Dengan adanya teleskop tentu para peneliti
terbantu dalam pengamatan astronomi.
Dengan akan dibangunnya TMT,
menurut Gizmodo, akan menjadi pelengkap lima teleskop baru terbesar
lainnya yang dapat mengubah pengamatan astronomi.
Ada European
Extremely Large Telescope (E-ELT) yang jauh lebih besar dari TMT. E-ELT
akan menjadi teleskop cahaya terbesar di dunia yang mampu mengumpulkan
13 kali lebih banyak cahaya dibandingkan yang lainnya. E-ELT mampu
memburu planet-planet atau bintang yang jauh dan mendapat tanda-tanda
energi gelap. E-ELT sendiri sudah resmi dibangun dengan meledakan puncak
gunung di Chile.
Lalu, ada James Webb Space Telescope (JWST).
Teleskop ini seharusnya sudah dimulai tahun ini karena kendala data dan
anggaran, namun NASA menjanjikan proyek tersebut akan segera dimulai di
tahun 2018.
Seperti pendahulunya, Hubble Space Telescope, JWST
ini mempunyai cermin utama yang tiga kali jauh lebih besar dengan Hubble
Space Telescope. JWST dirancang tidak untuk mendeteksi cahaya yang
tampak di luar angkasa, melainkan khusus untuk mengetahui spektrum
inframerah, dimana sebagai tempat menyelidiki asal-usul pembentukan alam
semesta.
Kemudian ada Giant Magellan Telescope. Teleskop ini
terbuat dari tujuh putaran cermin yang dikombinasikan setara dengan
teleskop 25 meter atau diameter 80 meter.
Giant Magellan Telescope
dibangun di puncak gunung Las Campanas, Chile. Fungsi teleskop satu ini
memiliki kemiripan dengan TMT dan E-ELT yaitu untuk mengekspolorasi
topik dari seluruh fisika, evolusi bintang serta galaksi, dan mengamati
planet atau bintang yang jauh dari jangkauan.
Terakhir, Large
Synoptic Survey Telescope (LSST). LSST ini pun dibangun di Chile,
tepatnya di Gunung Pachon. Dengan dipersenjatai diamter sekitar 8,4
meter, teleskop ini tidak dirancang untuk kecepatan, melainkan dapat
memindai langit selama berhari-hari atau sampai bertahun-tahun. Hal
tersebut difungsikan sebagai alat bantu astronom dalam mengamati objek
utama seperti asteroid, supernova, dan benda-benda yang melewati
Neptunus.